Senin, 20 Juni 2011

KEHANCURAN ARAB

Sejak beberapa abad yang silam, kawasan Timur Tengah dilanda oleh kemerosotan akhlak, peperangan, kericuhan dan ketidak-amanan. Keadaan ini mencapai puncaknya sejak tujuh puluh tahun akhir-akhir ini. Dari hari ke hari keadaan disana semakin memburuk. Hampir seluruh wilayah itu merupakan wilayah-wilayah negara-negara Islam, maka sudah menjadi kepastian meresahkan seluruh dunia Islam. Tanah suci Mekah dan Medinah (tempat Nabi Muhammad saw pernah menjejakkan telapak kaki beliau, dan nafas beliau mengharumi serta memberkati udaranya) kini telah dikelilingi oleh bahaya dari segala jurusan. Kenyataan membuktikan bahwa sudah lebih dari 30 tahun dunia Islam menjadi sasaran musibah-musibah dan cobaan secara berkesinambungan dalam berbagai hal. Musibah-musibah dan cobaan itu bukan hanya datang dari luar Islam tapi dari dalam Islam sendiri. Negeri Islam yang satu menjadi penyebab dan bertanggung jawab atas musibah yang diderita oleh negeri Islam lainnya.
Imam/Kahlifah Ahmadiyah yang kedua; Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. di dalam kitab beliau Tafsir Kabir, beliau menyingkap tabir rahasia dibalik huruf-huruf Alif Lam Mim Ra, huruf-huruf tersebut mempunyai nilai 271. Angka 271 menampilkan tahun ketika berlalu tiga generasi pertama dan mengenainya Nabi Muhammad saw memberi kabar suka bahwa generasi pertama adalah generasi beliau, kemudian menyusul generasi berikutnya. Dua generasi itu disebut oleh beliau sebagai generasi baik dan terpelihara. Rentang zaman itu berakhir samapai tahun 271. Mulai tahun itu merupakan tahun yang berbahaya, sebab didalamnya telah diletakkan pondasi kemunduran dunia Islam dan timbulnya serta kemerosotan akhlak.
Pada tahun 271 H. kerajaan Islam di Spanyol telah mengadakan perjanjian dengan Paus, bahwa Paus akan memberi bantuan kepada kerajaan Islam di Spanyol dalam menghancurkan pemerintahan Islam di Baghdad. Dipihak lain, Baghdad pada tahun 272 atau 273 H. mengadakan perjanjian dengan Kaisar Roma hendak menghancurkan Pemerintahan Islam Spanyol. Inilah tahun yang untuk masa yang akan datang selama-lamanya merupakan tahun pembuka jalan menuju kehancuran bagi keamanan Arab dan umumnya kaum Muslimin.


Sekarang lagi-lagi keadaan tampak serupa itu pula. Sekarang dengan bantuan dan dukungan Saudi Arabia dan dengan bantuan serta dukungan Pemerintah-pemerintah sekitarnya sebuah Negara Islam yang besar dihadapkan kepada bahaya yang sangat besar. Kekuatan-kekuatan bukan Islam telah mengambil keputusan untuk memberi hukuman kali ini demikian rupa mengerikannya dan member hukuman yang membuat jera sehingga sampai tahun dua puluhan tidak aka nada Negara Islam yang bisa menegakkan kepala atau mengkhayalkan bisa bebas dari bangsa-bangsa ini. Diantara bangsa-bangsa yang dimaksudkan itu penggerak atau motifator yang terbesarnya adalah Israel. Sebab, Israel  sudah semenjak lama teriak-teriak bahwa ia menghadapi ancaman serangan senjata kimia dari Irak sedangkan ia Negara kecil. Seandainya Irak menyerangnya dengan senjata kimia keberadaannya akan lenyap.

Kekayaan minyak bumi telah member manfaat-manfaat kepada sejumlah Negara Islam, tetapi disamping itu juga medatangkan pula kerugian-kerugian. Salah satu diantara kerugian-kerugian itu yang terbesar adalah secara perlahan-lahan jiwa ketakwaan menghilang dari mereka. Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada dunia Islam nikmat besar berupa minyak bumi yang merupakan sumber daya kemajuan bagi Negara-negara lain. Sejauh hubungannya dengan Negara-negara Islam sendiri, mereka mempergunakan minyak bumi itu sebagai mainan api untuk saling mebakar rumah dan membumi hanguskan Negara Islam lainnya.

Kekayaan yang diperoleh sebagai anugerah dari alam itu disimpan di bank-bank Negara-negara Barat, termasuk Amerika. Dengan demikian Negara-negara ini dapat mengeruk keuntungan berlipat ganda; pertama, bertambah luar biasa kokohnya potensi ekonomi mereka. Kedua, dengan demikian bila timbul bahaya mereka dapat menguasai khazanah itu. Banyak Negara-negara ketiga yang telah kena aksi ini, kekayaan mereka dibekukan. Contoh yang actual adalah seluruh harta kekayaan Irak yang ditanam di luar negeri kini telah dibekukan, dengan dalih “demi kepentingan umat manusia”. Menyusul kemudian kekayaan Kuwait deibekukan dengan dalih pengamanan dan akan dikembalikan setelah kegoncangan politik mereda.
Bank-bank di dunia umumnya dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Ditilik dari segi pandang ini, Amerika bukan lagi negeri ketidak jujuran dan pelanggaran perjanjian. Bukan hanya persengketaan antar Negara-negara Arab melainkan Negara-negara penghasil minyak lainnya pun terlibat di dalamnya. Indonesia misalnya, dengan keras menheam saudara-saudaranya Arab muslim, karena mereka seara sembunyi-sembunyi melanggar persetujuan yang disepakati bersama di meja perundingan OPEC. Pendeknya, di dalam latar belakang ini pun terdapat kekurang-takwaan. Isu ini bukan hanya masalah pertikaian antara Irak dan Kuwait belaka, melainkan masalah kekuarangan takwa di dalam segala masalah.
Irak sudah menyerang satu Negara mini sebagai ekor dari suatu prinsipnya. Akibatnya, timbul gejolak hiruk pikuk dan orang-orang yang tadinya tidak pernah terluka hati oleh peristiwa-peristiwa lainnya yang serupa, tidak pernah berlari-lari member bentuan secara demonstrative sekonyong-konyong rasa simpatinya berkobar.
Ketika Amerika dan Sekutu-sekutunya mulai melancarkan tindakan-tindakan sanksi ekonomi dan memaksa pemerintah Baghdad bertekuk lutu, dari hari kesehari mulai terasa bahwa pemerintah Islam yang besar ini menghadapi keadaan yang membahayakan sehingga ia bisa lumpuh kalau hanya mengandalkan keberanian semata.

Presiden Saddam Husein menyampaikan pesan kepada Amerika bahwa apabila mereka ini benar-benar menghendaki keadilan, hendaknya harus bertindak pula adil di seluruh kawasan ini. Pencaplokan Israel atas Jordan Barat adalah atas persetujuan Amerika atau oleh sekutunya dan anteknya. Amerika pun harus membebaskan kawasan-kawasan itu dari dominasi yang tidak sah.
Pers Barat sangat membersar-besarkan berita yang dating dari Kuwait. Tetapi mereka diam dan tidak protes atas kekejaman-kekejaman orang-orang Yahudi di Kamp-kamp Libanon. Anak-anak disembelih dihadapan ibu mereka yang menangis dengan histeris dan kemudain dating giliran mereka sendiri. Mereka menutup mata apabila terjadi dan masih akan terjadi pula kejadian yang aniaya; sedangkan atas kejadian yang katanya terjadi di Irak, begitu mereka ributnya.
Pada pihak lain, di Irak yang peri keadilannya berdasar pada prinsip-prinsip Islam tidak sepenuhnya konsekuen atas prinsip-prinsip itu. Islam sekali-kali tidak mengizinkan menyandera penduduk negeri yang berkewarganegaraan satu bangsa yang bersekutu dengan bangsa yang berperang dengannya. Di dalam rentangan hidup baginda Nabi Muhammad saw dan didalam segala peperangan di masa hidup beliau tidak terdapat bukti adanya perlakuan aniaya terhadap tawanan-tawanan dari satu kaum yang berperang dengan lasykar Islam.

Apa yang baru-baru ini muncul adalah tindakan blockade terhadap Irak dengan pretense melaksanakan resolusi PBB. Amerika dan sekutu-sekutunya secara terang-terangan sedang memaksakan dengan kerasnya resolusi itu.
Jordan dalam keadaan dilemma. Kalau Jordan tidak mau ikut dalam aksi blockade maka Amerika mengancam akan memblokadenya. Kalau ia ikut dalam aksi blockade ia akan mati sendiri dan baginya tidak ada sumber penghidupan lain selain bergantung pada Irak.
Tanpa mengindahkan ajaran Alquran yang selama-lamanya tetap relevan, Saudi Arabia dengan segera mengimbau sang pelindungnya turun tangan dan mulailah Amerika, Inggeris dan lain-lain mengirimkan militer ke Arab. Bahkan mereka memaksa seluruh Negara besar atau mempersiapkan kekuatan-kekuatan besar agar mereka sedikit banyak ambil bagian. Kebanyakan Negara-negara Islam atas tekanan Negara-negara raksasa itu terpaksa atau demi kepentingan diri sendiri, dengan senang hati mengirimkan pasukan kesana, bergabung dengan pasukan-pasukan Amerika dan Inggeris untuk memerangi Irak yang nota benenya adalah Negara Islam.
Tidak ada yang lebih naïf daripada sangkaan bahwa timbulnya hiruk-pikuk yang begitu hebat di dunia, berlangsungnya blockade laut dari segala jurusan dan perlengkapan perang dengan jenis yang berbahaya dan belum pernah dipergunakan di medan perang manapun terus-menerus dikumpulkan di sana, itu semua hanya untuk menyelamatkan Arab Saudi dan Irak. Bahaya yang mungkin terjadi nanti adalah sesudah Irak dibuat sama sekali tidak berdaya, kepada Israel akan diberi izin untuk menyerang Irak.
Apapun bentuknya bahaya itu, baik nyata maupun tidak, dan atas siapa terletak tanggungjawabnya tak usah kita persoalkan. Tetapi yang pasti dan yakin ialah penggerak terbesar dibalik situasi kritis ini adalah Israel dan kepentingan-kepentingan Israel. Pada saat ini seluruh dunia Islam seakan-akan telah berdiri untuk menjaga kepentingan-kepentingan Israel dan untuk itu sebuah negeri Islam telah diputuskan untuk binasa.
Apa yang ditakutkan oleh Amerika cs adalah karena pada waktu itu di dunia ini Irak tampak mencuat sebagai kekuatan besar. Apabila ia diberi kesempatan mencuat maka tidak jauh saatnya Irak bakal melahap negeri-negeri sekitarnya dan sesudah itu tercipta satu kesatuan dunia Islam di Timur Tengah yang mencakup satu cadangan sumber minyak yang besar bagi seluruh dunia.
Propaganda dilancarkan oleh Amerika betapa tak berperikemanusiaannya Saddam Hussein yang tidak sungkan-sungkan menggunakan senjata kimia dalam peperangan melawan Iran. Mereka mengatakan bahwa seorang manusia yang zalim yang berbuat aniaya terhadap saudara-saudara muslim lainnya, bagaimana mungkin dunia dapat menyelamatkan diri dari kezalimannya. Oleh karena itu dunia harus diselamatkan dari keaniayaan itu. Padahal mereka mengetahui bahwa merekalah yang mengajarkan teknik pembuatannya. Dihadapan mata mereka sendiri Saddam Hussein membangun Industeri senjata kimia itu. Mereka berbuat demikian dengan tujuan untuk menghadapi musuh besar mereka, yakni Iran.

Dahulu orang-orang Islam memecahkan segala persoalan dengan semangat ketakwaan dan berpegan kepada ajaran Alquran, sebab di dalamnya mengandung perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk untuk menanggulangi segala macam persoalan. Masalah apa saja yang ada kaitannya dengan Islam atau Alquran tak mungkin dapat dipecahkan tanpa dilandasi oleh semangat ketakwaan. Alquran juga memperhatikan kemungkinan-kemungkinan kalau-kalau diantara berbagai Negara Islam akan terjadi sengketa sehingga menjurus kepada peperangan. Ternyata di dalam Alquran surat Al Hujurat ayat 10-11 Allah Ta’ala berfirman:

Dan apabila dua golongan orang-orang yang beriman berkelahi, maka hendaklah kamu mengusahakan perdamaian diantara keduanya. Kemudian jika setelah itu salah satu dari kedua mereka menyerang yang lain, maka perangilah pihak yang menyerang,hingga ia kembali kepada perintah Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar

Ahmadiyah